Sabtu, 23 Juni 2012
Di Timur Matahari
Inilah cerita anak-anak dari Papua, pulau paling timur dari Indonesia,
dimana disana mereka menunggu kehadiran sosok Guru untuk mengajar
mereka. Rasa haus pendidikan dari Mazmur, Thomas dan kawan-kawannya.
Dengan bantuan Pendeta Samuel, Ibu Dokter Fatimah, Om Ucok dan Om Jolex,
mereka mendapatkan banyak pengetahuan. Namun seiring dengan berjalannya
waktu, keadaan yang awalnya tenang dan damai, berubah menjadi keruh
ketika ada masalah menimpa penduduk disana. Michael, salah satu
keturunan Papua yang sudah sukses dan tinggal di Jakarta pun harus
kembali ke Papua bersama istrinya, Vina, karena keadaan yang mendesak
tersebut.
Semenjak film Denias, nampaknya konsistensi Ari Sihasale dengan Nia
istrinya untuk membuat film dengan tema anak dan pendidikan di dalamnya
nampaknya terjaga sampai di tahun 2012 ini. Kualitas film mereka pun
tidak terlalu mengecewakan sama sekali di setiap filmnya. Melalui film
Di Timur Matahari, Ari kembali ingin menunjukkan anak-anak di sisi
pedalaman, yang kini berada di Papua. Dengan mengandalkan lokasi yang
sudah dikenal indah dengan keadaan gunung, dan hutan-hutan, nampaknya
menjadi keunggulan dari film ini. Penonton terlihat dimanjakan dengan
hasil sinematografi disepanjang film ini.
Selain sinematografi yang begitu apik, kehadiran paduan suara anak-anak
Papua mengkumandangkan lagu-lagu berbau pendidikan, semakin terlihat
film ini untuk anak-anak. Namun sayangnya, kehadiran anak-anak ketika
bernyanyi terlihat sedikit sekali di sepanjang film ini. Yang cukup
disayangkan dari film ini adalah, cerita yang ditulis Jeremias Nyangoen
terlihat begitu berat ketika harus menyelipkan konflik tradisi adat
istiadat di film ini. Kalau saja film ini lebih fokus untuk masalah
anak-anak yang mengeluhkan guru dan pendidikan, pasti akan jauh lebih
menarik. Sebenarnya memasukkan adat istiadat di film ini tidak
sepenuhnya salah, akan tetapi terlihat kurang pas saja jika untuk
anak-anak yang menonton film ini.
http://postinganbiasa.blogspot.com/2012/06/review-di-timur-matahari-2012.html
Langganan:
Postingan (Atom)